aa

aa

Kamis, 27 Oktober 2016

FARMASI SEBELUM ABAD PERTENGAHAN


FARMASI SEBELUM ABAD PERTENGAHAN

DOSEN PENGAMPU
 Herda Ariyani M.Farm,Apt.
OLEH :

1.     AHMAD KHAIRANI NAJA
2.     AKBARINA ANWAR
3.     AULIVIA FEBRIAN
4.     ELYA AMALIA
5.     SEFTIANI RAHMAH
6.     RENALDI SD
7.     YULITA RAHMA DAYANA





Sebelum abad pertengahan

Untuk mengetahui apa itu sebelum abad pertengahan maka kita harus tahu apa itu abad pertenghan. Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517. Jadi sebelum abad pertengahan adalah masa ketika awal terbentuknya kerajaan romawi.
(Wikipedia,2016).

Ada beberapa zaman pada masa sebelum abad pertengahan yaitu :

1.    Jaman Babylonia-Assyria
Bangsa Babylonia dan Assyria telah meninggalkan ribuan tablet lempung dalam puing-puing peninggalan mereka sebagai salah satu peninggalan peradaban manusia yang paling berharga. Sejarah mereka terkubur rapat-rapat dalam tablet lempung tersebut hingga berabad-abad berikutnya sekelompok sejarahwan berhasil mengungkap “bagian yang hilang” dari catatan-catatan kuno ini.

Dari penelitian terhadap catatan-catatan kuno tersebut disebutkan 3 aspek yang paling berpengaruh dalam ilmu pengobatan Babylonia-Assyria yakni : ketuhanan (divination), pengusiran roh jahat/setan (excorcism) dan penggunaan obat-obatan. Tiga aspek tersebut merupakan satu-kesatuan yang sulit untuk dipisahkan.
R. Campbell Thompson mendapatkan ratusan tablet lempung dari hasil penggalian perpustakaan raja Assurbanipal dari Assyria. Thompson telah berhasil mengidentifikasi 250 tanaman obat dan 120 obat-obat mineral, juga minuman beralkohol, lemak dan minyak, bagian tubuh hewan, madu, lilin, serta berbagai susu yang digunakan dalam pengobatan. Bahkan juga dikenal penggunaan kotoran (tinja) hewan atau manusia dalam salah satu metode pengobatan bangsa Babylonia-Assyria.
(Dwi,2013).






2. Jaman Mesir Kuno
Bangsa mesir kuno mencatat kejadian-kejadian pada saat itu atau ide-ide mereka dengan menulisnya di papyrus atau dalam bentuk hyeroglyph mulai tahun 3000 SM. Seperti halnya di Babylonia, pada catatan peninggalan Mesir menunjukkan hubungan yang dekat antara penyembuhan supranatural dengan penyembuhan empiris.
 Resep/formula obat biasanya diawali dengan doa atau mantra tertentu. Di dalam formula-formula tersebut disebutkan obat-obat yang lebih rumit, bentuk sediaan yang lebih banyak dan teknik pembuatan yang mendetil. yang paling terkenal dari catatan yang ada adalah papyrus ebers.
Papyrus ebers ini merupakan suatu kertas yang berisi tulisan yang panjangnya 60 kaki (kurang lebih 20 meter) dan lebarnya 1 kaki (sekitar sepertiga meter) berisi lebih dari 800 formula atau resep. Disamping itu disebutkan juga 700 obat-obatan yang berbeda antara lain obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti akasis, biji jarak (castrol), anisi dll serta mineral seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. Georg Ebers, yang menemukan dokumen tersebut di kuburan suatu mumi dan menerjemahkannya sebagian, selama setengah dari akhir abad ke-19.
Salah satu simbol yang menghubungkan praktek kefarmasian saat ini dengan mitologi kuno adalah simbol R (recipe”ambilah”), yang dijumpai dalam penulisan resep di seluruh dunia. Sebagian besar pendapat menyatakan bahwa simbol tersebut berasal dari simbol mata Horus, dewa elang bangsa Mesir (Yogi,2016).

3.    Farmasi Jaman Yunani Kuno
Bangsa Yunani mendapatkan berbagai pengaruh dari luar yakni dari Mesopotamia dan Mesir, walaupun jika dibandingkan terdapat perbedaan yang sangat besar antara obat dan bentuk pengobatan yang digunakan. Dalam mitologi Yunani yang dikenal sebagai dewa pengobatan awalnya adalah Apollo, yang kemudian digantikan oleh Asklepios (Aesculapius), setelah Apollo dibunuh oleh Zeus, raja para dewa. Apollo mendapatkan pengetahuan tentang obat-obatan dari Chiron, bangsa Centaur (manusia dengan dua tangan dan berbadan kuda, lambang bintang Sagitarius). Dalam melakukan tugasnya, Asklepios dibantu oleh dua orang putrinya yakni Hygea dan Panacea.
Sebagian besar para filsuf berusaha menjelaskan secara rasional tentang alam dan fenomena yang terjadi di dalamnya termasuk kaitannya dengan seni pengobatan. Masalah yang sering dihadapi oleh para filsuf tersebut adalah : penjelasan rasional apakah yang bisa didapatkan dari asal-usul dunia dimana manusia hidup di dalamnya dan asal-usul penyakit yang diderita oleh manusia.
Yang paling menarik adalah ide tentang sesuatu yang esensial dan fundamental di mana segala sesuatu berasal daripadanya. Berikut ini disenaraikan beberapa filsuf Yunani yang ide dan pandangannya mempengaruhi konsep kesehatan dan penyakit.
a.      Empedocles
Empedocles mengemukakan ide bahwa ada 4 unsur yang menjadi akar dari segala sesuatu termasuk tubuh hewan dan manusia yakni : air, udara, api dan tanah. Teori ini disebut sebagai teori 4 elemen.
Menurut Empedocles dan para pengikutnya sehat merupakan keseimbangan dari keempat elemen tersebut, sedangkan sakit disebabkan karena ketidakseimbangan keempat elemen tersebut.
b.     Phytagoras
Phytagoras mengemukakan ide bahwa hubungan antara nada dengan lamanya suatu akor (chord) bervibrasi dapat dinyatakan dalam angka-angka tertentu. Dalam kefarmasian bangsa Mesopotamia awal, astrologi berpengaruh kepada kapan suatu tumbuhan (sebagai bahan obat) harus dipanen, dan bahkan kapan suatu obat harus diracik
c.      Hippocrates
Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang dihargai karena memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat secara rasional, dan menyusun sistematika pengetahuan kedokteran Pengobatan yang utama menurut kaum Hippocratean (pengikut Hippocrates) adalah digunakannya bahan-bahan yang memiliki efek purgatif (pencahar kuat), sudorifik (meningkatkan pengeluaran keringat), emetik (memuntahkan) dan enema (cairan urus-urus, umumnya disemprotkan ke dalam anus).
Pada intinya bahan-bahan tersebut digunakan untuk mengobati penyakit yang dipercaya pada saat itu, disebabkan oleh kelebihan cairan tubuh. Proses penyembuhan tersebut dikenal sebagai pembersihan, pemurnian atau penyucian tubuh (body catharsis). Konsep ini merubah makna kata pharmakon sebelumnya, yang mengacu kepada jimat atau guna-guna (baik menyembuhkan atau meracuni) menjadi bahan-bahan.
 (Corigensia,2012).





DAFTAR PUSTAKA

1. Corrigensia . 2012. sejarah dan filsafat farmasi. https: // corigensia 2010. wordpress.com/2012/08/ 01/ sejarah-dan-filsafat-farmasi. 16 Oktober 2016
2.   Yogi.2016.sejarah farmasi. https : // yogi 9600. Wordpress. com/2016/04/04 artikel-sejarah-farmasi/. 16 Oktober 2016
3.    Maya, dwi. 2013. sejarah farmasi. https:// mayadwi83. wordpress.com /2013/09/26/ sejarah-farmasi/. 16 oktober 2016
4.   Wikipedia.2016.Abad pertengahan. https :// id.m.wikipedia.org/wiki/Abadpertengahan. 16 Oktober 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar